Makalah Pembelajaran Elektronik
(E-Learning)
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
Disusun
Untuk Melengkapi UTS Mata Kuliah TIK
Pendidikan
Dosen : Dr. Danang Tandyomanu,
M.Si
oleh :
Sri Suryani
Jurusan : S-2
Teknologi Pendidikan
Nim :
137905031
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah “Pembelajaran elektronik (E-Learning)” ini tepat pada waktunya .
Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Mata
Kuliah TIK Pendidikan pada semester ganjil. penulis menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
tetapi keinginan dan motivasi baik, selalu menjadi bekal bagi penulis.
Kekurangan adalah merupakan proses untuk perbaikan dalam pembelajaran. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan
berikutnya.
Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semuanya .
Penulis,
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah
...................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan
................................................................................. 2
1.3. Rumusan Masalah
............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
................................................................................. 3
2.1 Kendala Penerapan e-Learning di Indonesia beserta
Solusinya.............
3
2.2 Mengoptimalkan
aspek interaktivitas dalam pembelajaran e-learning..... 6
2.3 Pertimbangan dalam penerapan e-learning serta cara dalam menyikapi permasalahan
yang timbul.................................................................................................. 7
2.4.Peranan/upaya teknologi pendidikan
untuk mengatasi perubahan perilaku penyendiri akibat pemanfaatan e-learning...................................................... 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan
....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kemajuan teknologi terutama teknologi informasi telah
memberikan dampak positif bagi masyarakat,terutama pada dunia pendidikan. Salah
satu bentuk Kemajuan teknologi informasi tersebut adalah Internet.
Internet sangat digemari oleh masyarakat dan saat ini internet
semakin mudah dijangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan,termasuk para
pelajar yang menggunakan internet untuk mengakses dan mendapatkan informasi
yang dicarinya. Selain itu penggunaan teknologi juga semakin fleksibel dengan
kemunculan Smartphone dalam beberapa tahun terakhir ini, yang memudahkan masyarakat untuk mengakses internet kapan saja
dan dimana saja, serta praktis karena cukup membawa HP/Smartphone tersebut.Di
dunia pendidikan sendiri terdapat pembelajaran berbasis e-Learning yang berarti
model pembelajaran ini menggunakan kemajuan teknologi informasi seperti
internet,pembelajaran ini juga dapat berupa open/distance learning yaitu model belajar jarak jauh, dimana guru/pelatih
dan peserta didik tidak berada dalam satu tempat dan waktu yang sama, serta
tidak bertatap muka secara fisik langsung,melainkan melakukan kegiatan
pembelajaran dengan internet.
Cisco
(2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama,
elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan
secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang
dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional,
kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga
dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning
tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi
memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan
teknologi pendidikan. Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi
tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan
antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik
kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Penerapan
elearning di Indonesia. Apa yang menjadi kendala dan kemungkinan yang muncul.
Jelaskan kendala dan kemungkinan tersebut, dan bagaimana mengatasi dan
mengoptimalkan pelaksanaan elearning jika diterapkan di Indonesia.
2. Interaksi
merupakan bagian yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pemanfaatan
elearning, interaksi yang muncul di antara peserta pembelajaran menjadi
tantangan tersendiri. Bagaimana mengoptimalkan aspek interaksi sehingga semua
aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai?
3. Mengapa
pendidikan perlu mempertimbangkan elearning? Bagaimana dengan ilmuan teknologi
pendidikan menyikapi hal ini?
4. Pemanfaatan
elearning ditengarai akan menyebabkan perilaku penyendiri tidak mau
bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Bagaimana upaya teknolog
pembelajaran dalam mengatasi kemungkinan tersebut?
1.3.
Tujuan
1. Mengatasi kendala pelaksanaan elearning
jika diterapkan di Indonesia.
2. Mengoptimalkan aspek interaksi sehingga
semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai.
3. Meninjau
lebih dalam penggunaan e-learning dalam pendidikan seiring dengan perkembangan
teknologi masa kini.
4. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemanfaatan
elearning ditengarai akan menyebabkan perilaku penyendiri tidak mau
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kendala Penerapan e-Learning di Indonesia beserta
Solusinya
Dalam Penerapan e-Learning di Indonesia , masih
terdapat beberapa kendala yang menghambat pelaksanaannya, antara lain :
1. Biaya awal
pengoperasian (Investasi awal)
Biaya awal pengoperasian merupakan salah satu kendala
yang menghambat sistem e-learning ini, karena biaya yang dibutuhkan pasti
sangat besar. Hal tersebut yang membuat seseorang atau instansi pendidikan
berfikir dua kali untuk menerapkan sistem e-learning tersebut.
2. Budaya
Dengan adanya sistem e-learning ini, kita dituntut
untuk menerapkan budaya belajar mandiri dan terbiasa untuk selalu menggunakan
teknologi yang ada , seperti komputer, laptop, dan internet . namun tidak semua
orang menguasai hal tersebut, masih banyak orang yang belum terbiasa
menggunakan komputer dan internet dikehidupan sehari-harinya
3. Teknologi
dan infrastruktur
Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat
pendukung seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan teknologi lain yang
tepat. Akan tetapi, masih banyak instansi pendidikan atau perusahaan yang infrastruktur
dan teknologinya masih belum memadai sampai saat ini.
4. Internet
mahal
Kendala lain dalam penerapan e-learning adalah biaya
internet yang mahal, sehingga tidak semua orang mau mengeluarkan biaya mahal
untuk pemasangan internet, mereka pasti berfikir akan lebih baik jika biaya
tersebut digunakan untuk urusan yang lain
5. Belum
tersedianya hotspot di semua instansi pendidikan
Karena biaya pemasangan internet yang mahal , masih
banyak instansi pendidikan yang belum menyediakan area hotspot/wifi, sedangkan
hal tersebut merupakan salah satu penunjang terlaksananya program e-learning
ini.
6. Belum
siapnya SDM yang dimiliki
Sumber Daya Manusia
yang dimaksud disini adalah para pengajar dan siswa/mahasiswa. Masih banyak
pengajar, terutama pengajar yang lama belum bisa menggunakan e-learning dalam
pembelajaran karena mereka memang belum pernah mengenal apa itu e-learning
sebelumnya. Sedangkan dari sisi siswa / mahasiswanya sendiri pun masih banyak
yang belum paham dan belum bisa menggunakan e-learning secara optimal. Hal itu dikarenakan kebiasaan mereka menggunakan
sistem lama, seperti mencatat, merangkum , dan mereka tidak dibiasakan untuk selalu menggunakan komputer
dalam pembelajarannya.
7. Sistem
pendidikan yang belum berbasis e-learning
Masih banyak instansi pendidikan di Indonesia yang
sistem pembelajarannya belum berbasis e-learning, hal ini dikarenakan adanya
banyak kendala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sperti biaya,
infrastruktur penunjang dan SDM.
Dengan adanya kendala - kendala tersebut sudah
seharusnya kita memikirkan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya . Agar
penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning di Indonesia bisa berjalan
dengan baik , lancar dan sesuai dengan yang diinginkan .
Berikut ini
adalah beberapa hal yang bisa dijadikan solusi dari kendala-kendala dalam
penerapan sistem e-learning di Indonesia
1. Untuk
masalah biaya penggunaan internet,
Sebaiknya diadakan kerjasama
antara Pemerintah dan Perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk menyediakan
layanan internet yang murah khususnya untuk bidang pendidikan. Perusahaan
telekomunikasi bisa menyediakan paket-paket internet murah sehingga bisa
dijangkau oleh semua kalangan , dan pastinya dengan jaringan yang lancar . bisa
juga dengan disediakan area hotspot/wifi disekolah atau instansi pendidikan
lainnya. Dengan beberapa hal tersebut
sudah cukup membantu pelaksanaan sistem e-learning di Indonesia.
2. Untuk
masalah pengadaan infrastruktur dan teknologi penunjang dalam penerapan
e-learning di Indonesia
Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat pendukung
seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan proyektor serta teknologi lain
yang tepat. sedangkan untuk melengkapi infrastruktur tersebut pastilah
membutuhkan banyak biaya. Seharusnya Pemerintah Indonesia menyediakan dana
untuk pengadaan infrastruktur penunjang
yang dibutuhkan , sehingga sekolah-sekolah atau instansi pendidikan di
Indonesia tidak terlalu terbebani dengan hal tersebut. Sesuai dengan ketetapan yang ada bahwa
anggaran pendidikan sebesar 20% dari anggaran negara jika anggaran tersebut bisa
lebih tinggi, maka akan lebih baik lagi. Karena anggaran yang semakin besar
untuk pendidikan, berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Semakin tersedia
sarana dan prasarana pendidikan, semakin baik kualitas pendidikan yang ada di
Indonesia.
3. Untuk
masalah Sumber Daya Manusia (SDM)
Kendala lain dalam penerapan
e-learning di Indonesia adalah Sumber daya manusia (SDM) seperti pengajar dan
siswa/mahasiswa , SDM yang ada haruslah ditingkatkan terlebih dahulu. Dapat
dimulai dengan diadakannya sosialisasi tentang pendidikan berbasis e-learning
di sekolah- sekolah atau instansi pendidikan yang lain. agar mereka lebih
mengetahui apa itu e-learning ,apa manfaat dan apa saja yang dibutuhkan untuk
melaksanakannya.
Peningkatan SDM dari segi
pengajar/tenaga pendidik dapat diakukan dengan pemberian pelatihan dalam bidang
IT ,agar mereka lebih menguasai teknologi informasi dan komunikasi digital dan
penerapannya. Selain itu pengajar juga perlu dilatih kekreatifitasannya dalam
menyampaikan dan mengembangkan materi-materi yang bersifat e-learning.
Sedangkan dari segi siswa/mahasiswa, mereka juga harus dibiasakan untuk belajar
mandiri dengan menggunakan teknologi yang ada seperti komputer, laptop,
internet, LCD, dll , agar mereka lebih terampil dan kreatif.
Dalam penerapan sistem pendidikan
yang berbasis e-Learning ini siswa/ mahasiswa merupakan subjek utama dalam sistem
pendidikan tersebut. Siswa/mahasiswa akan dituntut lebih proaktif dan kreatif
dalam mengikuti proses belajar dan mengajar yang berbasis e-Learning, sehingga
peranan pengajar akan semakin berkurang. Namum pengajar tetap harus melakukan pengawasan
terhadap kemajuan prestasi siswa/mahasiswa itu sendiri, jangan sampai terdapat
siswa/mahasiswa yang tidak up to date terhadap materi yang telah disajikan
oleh pengajar dan membuat prestasi siswa menjadi semakin turun. Antara pengajar
dan peserta didik harus tetap terjalin komunikasi, baik itu di sekolah ataupun
diluar lingkungan sekolah, baik itu secara langsung ataupun melalui media
komunikasi lainnya seperti email, sms, chatting , social media seperti
Facebook, Twitter, Blog dan sebagainya.selain itu media komunikasi tersebut
dapat digunakan juga dalam penyampaian informasi termasuk penyampaian materi
yang diajarkan.
Untuk mengatasi berbagai kendala
penerapan e-Learning di Indonesia dibutuhkan peran dan dukungan dari berbagai
pihak.agar sistem ini dapat berjalan dengan baik dan merata di Indonesia serta
dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
2.2. Mengoptimalkan
aspek interaktivitas dalam pembelajaran e-learning
Pada
umumnya, sebuah interaksi yang sering terjadi dalam pembelajaran bukan hanya
antara pendidik dengan peserta didik saja, melainkan bisa berbentuk juga sebuah
interaksi antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Untuk
dapat menumbuhkan interaksi dari peserta didik/siswa/mahasiswa dalam kegiatan
pembelajaran khususnya pembelajaran e-learning, kita harus bisa memberikan
motivasi untuk belajar dan bisa menarik perhatian mereka terlebih dahulu ,
karena tanpa adanya motivasi dari diri mereka masing-masing mereka tidak akan
mau untuk belajar meskipun kita telah memberikan fasilitas yang memadai. Dalam
sistem pembelajaran ini siswa/mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri dan
proaktif di setiap kegiatannya, agar mereka bisa menggunakan e-learning ini secara
maksimal. Maka dari itu akan sangat mengambat proses pembelajaran jika dari
siswa / mahasiswa itu sendiri tidak tertarik dengan pembelajaran e-learning
ini.
Interaksi tatap muka (face to face) tidak
hanya terjadi didalam kelas nyata (real classroom) saja
melainkan dapat pula terjadi pada kelas maya (virtual classroom).
Beberapa contoh interaksi face to face dalam kelas maya yaitu, a)
Dimana seorang pendidik dan peserta didik melakukan interaksi yang berada dalam
ruang dan waktu yang sama (Synchronous), b) Pendidik dan peserta
didik tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama (Asynchronous).
Meskipun demikian, proses belajar dan mengajar tetap dapat berjalan dalam
lingkungan virtual. Pembelajaran yang terjadi dikelas maya (virtual
classroom) dapat kita jumpai didalam pembelajaran dengan menggunakan alat
elektonik (e-learning). Dengan penggunaan e-learning ini
diharapkan dapat mengembangkan iteraksi dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan alat elektronika (
e-learning ) ini, memiliki beberapa metode yang mungkin akan menarik
perhatian peserta didik/siswa/mahasiswa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
interaksi mereka dalam proses pembelajaran ini. berbagai metode yang diberikan
diantaranya adalah metode Blended Learning.
Menurut Thorne (2003) dalam ( Murdiono ) Blended learning
adalah perpaduan dari teknologi multimedia, CD ROM, video streaming, kelas
virtual, voicemail, email dan telefon conference, animasi teks online dan
video-streaming. Semua ini dikombinasi dengan bentuk tradisional pelatihan di
kelas. Blended learning menjadi solusi yang paling tepat untuk
proses pembelajaran. Blended learning juga memberikan kemudahan
diskusi grup. Contohnya video conference yang digunakan peserta didik untuk
berdiskusi didunia maya. Selain itu, metode blended learning juga
dapat menawarkan kemudahan dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik
yaitu dengan menggunakan pembelajaran berbasis web. Dengan adanya pembelajaran
berbasis web, peserta didik dapat mepublikasikan hasil karyanya ke dalam web
tersebut. Contoh lain adalah blog, blog yang telah dimodifikasi sedemikian
rupa sehingga peserta didik tidak hanya memperoleh informasi atau materi saja
tetapi mereka juga bisa menjawab kuis yang disediakan di blog tersebut dan
menilai langsung seberapa mampukah dia dengan materi-materi itu. Melalui hal
tersebut maka akan terjadi suatu interaksi/timbal-balik
Dengan meningkatnya aspek interaksi dalam proses
pembelajaran ini, maka akan mengoptimalkan semua aspek interaktivitas dalam
proses pembelajaran e-learning ini.
2.3. Pertimbangan dalam penerapan e-learning serta cara dalam menyikapi permasalahan
yang timbul
Penggunaan
teknologi Internet terutama dalam bidang Pendidikan seperti sistem pembelajaran
e-learning mempunyai kelebihan dan kekurangan dibanding sistem yang lainnya.Maka
dari itu diperlukan pertimbangan yang matang sebelum menerapkan sistem
e-learning tersebut. Beberapa pihak memandang salah satu keuntungan dari
penggunaan Teknologi Internet ini sebagai kemampuan teknik untuk menembus batas
waktu dan tempat, kemudahan dalam melakukan pembaharuan terhadap bahan ajar
atau informasi yang akan disampaikan, mempermudah hubungan antara siswa dengan
narasumber, terbukanya kesempatan yang sangat luas untuk mempelajari budaya
lain.
Kelebihan-kelebihan
tersebut juga memiliki tantangan dari sudut pandang yang berbeda. Pengenalan
dan pengetahuan mengenai budaya lain memungkinkan terjadinya proses akulturasi
yang lebih cepat. Hal ini tentu saja dapat mengancam kebudayaan asli yang
dimiliki bangsa Indonesia. Komunikasi antar budaya yang berbeda memungkinkan
terjadinya kesalahpahaman pada saat
proses belajar berlangsung. Oleh karena itu, semua aspek yang menyangkut sistem
belajar jarak jauh ini dapat dikaji lebih dalam dan luas, tidak hanya pada sisi
teknologinya saja. Mulai dari sistem kebijakan, sistem administrasi, manajemen,
perancangan kurikulum, perancangan instruksional, sumber daya manusia yang akan
mendukung pengembangan dan operasional.
Menurut Onno W. Purbo (1998) ,ada tiga hal dampak
positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
1. Peserta
didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa
batas institusi atau batas negara.
2. Peserta
didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.
3. Kuliah/belajar
dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas/sekolah
tempat si mahasiswa belajar. Di samping itu kini hadir perpustakan internet
yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya
Pendapat ini
hampir senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya, manfaat internet bagi
pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada
nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu
sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian,
dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa dilakukan
komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama
internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau membuat
semacam makalah bersama.
Penelitian
di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk
keperluan pendidikan diketahui memberikan dampak positif (Pavlik, 1963 dalam
Anwas 2003). Studi lainya dilakukan oleh Center for Applied Special Technology
(CAST), “bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan positif
terhadap hasil belajar peserta didik)”.
2.4.
Peranan/upaya
teknologi pendidikan untuk mengatasi perubahan perilaku penyendiri akibat pemanfaatan e-learning
Dalam penerapan
Pembelajaran berbasis e-learning ini, dapat muncul beberapa pengaruh buruk
seperti perubahan perilaku menjadi penyendiri dan tidak
mau bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Hal ini
dikarenaka telah terbiasa sehari-harinya menggunakan komputer dan asyik dengan
dunianya sendiri.
Menurut (Rusman, 2012;155) Dalam pelaksanaannya pembelajaran
berbasis komputer dilakukan secara individual oleh masing – masing
peserta didik. Bagi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi tentunya akan cepat
selesai dalam mempelajari konten/tapi sebaliknya yang kurang atau rendah
kemampuan/IQ tentunya akan lambat dalam mengerjakan atau memahami konten yang
ada dalam pembelajaran berbasis komputer. Pembelajaran berbasis komputer sangat
mengerti tentang perbedaan individu peserta didik, sehingga semuanya
difasilitasi, karena pada dasarnya semua peserta didik mampu mengerjakan
program pembelajaran berbasis komputer.
E-learning bukanlah sistem pembelajaran individual, tetapi
juga pembelajaran kelompok . untuk menghindari adanya perilaku individualis
tersebut dapat dibentuk forum diskusi menggunakan media elektronik ,misalnya chatting
dengan beberapa orang untuk membahas suatu materi atau menggunakan video
conference . dengan begitu mereka akan terbiasa bersosialisasi dengan orang
lain sehingga tidak akan ada perilaku individualis , justru akan timbul suatu
interaksi / timbal-balik antar pengguna
e-learning. Sedangkan Tujuan Video Conference sendiri yakni membangun
komunitas belajar yang menggunakan video dalam pelaksanaannya , yang dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas , dapat ditarik kesimpulan
bahwa e-learning bukan merupakan sistem pembelajaran yang individualis tetapi
juga dapat diterapkan dalam kelompok hanya saja pelaksanaannya menuntut peserta
didik untuk belajar mandiri dengan menggunakan teknologi yang ada . E-learning
merupakan sistem pembelajaran yang bersifat fleksibel karena dalam
pembelajarannya dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja ,
tanpa harus bertatap muka secara langsung (face to face). E-learning juga dapat
meningkatkan kemampuan dan kreatifitas penggunanya. Diharapkan dengan adanya
sistem e-learning ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman
(2012), “Belajar Dan
Pembelajaran Berbasis Komputer”, Alfabeta, Bandung
Murdiono, “Perancangan
dan Implementasi Content Pembelajaran Online Dengan Metode Blended Learning”, UNSRAT
Yazdi, M. (2012). “E-learning sebagai Media Pembelajaran Interaktif
Berbasis Teknologi Informasi”. [online] diakses pada 12 januari 2014 Tersedia :
jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/FORISTEK/article/download/665/584
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 2, No. 1, Maret 2012 143.
Sukardi.(2007). “Pengembangan e-learning UNY”. [online] diakses pada 13 januari
2014.Tersedia: eprints.uny.ac.id/6300/1/Laporan_elearning_herman_2007.pdf
laporan e learning herman
Rahmawati, F.(2003). “MODEL PEMBELAJARAN e-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN”. [online] diakses pada 13 januari 2014.Tersedia : staff.uny.ac.id/sites/default/files/