Sabtu, 01 Maret 2014

Cara Upload video di Youtube

       Video merupakan salah satu media yang dapat menunjang proses pembelajaran . dengan video kita bisa melihata secara langsung kejadiaanya dan tidak hanya bisa membayangkan saja , video dapat di tampilkan dalam bentuk presentasi atau dapat di upload di internet , sebagai bahan informasi bagi orang lain . berikut adalah langkah –langkah meng-upload video ke internet (youtube) :


1.      Sambungkan terlebih dahulu komputer anda dengan jaringan internet yang ada ,jika sudah kemudian ketik alamat yang akan anda kunjungi (www.youtube.com), maka muncul tampilan seperti dibawah ini.






2.      Kemudian pilih upload ,









3.      Setelah anda memilih upload , maka akan ada tampilan seperti dibawah ini untuk memasukkan akun google anda. Kemudian pilih sign in




4.      Setelah itu akan muncul tampilan seperti dibawah ini dan pilih icon select files to upload .






5.      Pilihlah file mana yang akan anda upload dari komputer anda , setelah itu klik open




6.      Tunggulah proses upload selesai, hingga muncul tanda check list (tanda bahwa proses upload video telah berhasil) dibawah ini
Kemudian Masukkan title, description, tags , dan pilih privacy setting sesuai dengan yang anda inginkan . perubahan yang kita lakukana akan tersimpan secara otomatis.










7.      Klik pada alamat dibawah ini untuk melihat video yang telah kita upload



8.      Pada tahap ini, anda dapat mengubah pengaturan sesuai dengan yang anda inginkan , dan proses upload video ke youtube telah selesai .









Semoga Bermanfaat dan bisa membantu ...



Jumat, 17 Januari 2014

Pembelajaran elektronik (E-Learning)

Makalah Pembelajaran Elektronik (E-Learning)
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN







UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Disusun
 Untuk Melengkapi UTS Mata Kuliah TIK Pendidikan
Dosen : Dr. Danang Tandyomanu, M.Si


 oleh :
Sri Suryani
Jurusan       : S-2 Teknologi Pendidikan
Nim            :  137905031                   








KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah “Pembelajaran elektronik (E-Learning)”  ini tepat pada waktunya .
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah TIK Pendidikan pada semester ganjil. penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi keinginan dan motivasi baik, selalu menjadi bekal bagi penulis. Kekurangan adalah merupakan proses untuk perbaikan dalam pembelajaran. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan berikutnya.
Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya .

Penulis,












DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ........................................................................................     i
KATA PENGANTAR ......................................................................................    ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................     1
        1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................    1
        1.2. Tujuan Penulisan .................................................................................    2
        1.3. Rumusan Masalah ...............................................................................    2
BAB II PEMBAHASAN  .................................................................................    3
  2.1  Kendala Penerapan e-Learning di Indonesia beserta Solusinya.............    3      
  2.2  Mengoptimalkan aspek interaktivitas dalam pembelajaran e-learning.....   6
2.3   Pertimbangan dalam penerapan e-learning serta cara dalam menyikapi permasalahan yang timbul..................................................................................................    7
2.4.Peranan/upaya teknologi pendidikan untuk mengatasi perubahan perilaku penyendiri akibat  pemanfaatan e-learning......................................................    9
BAB III PENUTUP .........................................................................................   10
        3.1. Kesimpulan .......................................................................................   10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................   11
















BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi terutama teknologi informasi telah memberikan dampak positif bagi masyarakat,terutama pada dunia pendidikan. Salah satu bentuk Kemajuan teknologi informasi tersebut adalah Internet.
Internet sangat digemari oleh masyarakat dan saat ini internet semakin mudah dijangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan,termasuk para pelajar yang menggunakan internet untuk mengakses dan mendapatkan informasi yang dicarinya. Selain itu penggunaan teknologi juga semakin fleksibel dengan kemunculan Smartphone dalam beberapa tahun terakhir ini, yang memudahkan  masyarakat untuk mengakses internet kapan saja dan dimana saja, serta praktis karena cukup membawa HP/Smartphone tersebut.Di dunia pendidikan sendiri terdapat pembelajaran berbasis e-Learning yang berarti model pembelajaran ini menggunakan kemajuan teknologi informasi seperti internet,pembelajaran ini juga dapat berupa open/distance learning yaitu model belajar jarak jauh, dimana guru/pelatih dan peserta didik tidak berada dalam satu tempat dan waktu yang sama, serta tidak bertatap muka secara fisik langsung,melainkan melakukan kegiatan pembelajaran dengan internet.
Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
1.2. Rumusan Masalah

1.    Penerapan elearning di Indonesia. Apa yang menjadi kendala dan kemungkinan yang muncul. Jelaskan kendala dan kemungkinan tersebut, dan bagaimana mengatasi dan mengoptimalkan pelaksanaan elearning jika diterapkan di Indonesia.
2.    Interaksi merupakan bagian yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pemanfaatan elearning, interaksi yang muncul di antara peserta pembelajaran menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana mengoptimalkan aspek interaksi sehingga semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai?
3.    Mengapa pendidikan perlu mempertimbangkan elearning? Bagaimana dengan ilmuan teknologi pendidikan menyikapi hal ini?
4.    Pemanfaatan elearning ditengarai akan menyebabkan perilaku penyendiri tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Bagaimana upaya teknolog pembelajaran dalam mengatasi kemungkinan tersebut?

1.3. Tujuan
          1.  Mengatasi kendala pelaksanaan elearning jika diterapkan di Indonesia. 
     2. Mengoptimalkan aspek interaksi sehingga semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka       (face-to-face) dapat tercapai.
    3.    Meninjau lebih dalam penggunaan e-learning dalam pendidikan seiring dengan perkembangan teknologi masa kini.
   4. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemanfaatan elearning ditengarai akan menyebabkan perilaku penyendiri tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kendala Penerapan e-Learning di Indonesia beserta Solusinya
Dalam Penerapan e-Learning di Indonesia , masih terdapat beberapa kendala yang menghambat pelaksanaannya, antara lain :
1.      Biaya awal pengoperasian (Investasi awal)
Biaya awal pengoperasian merupakan salah satu kendala yang menghambat sistem e-learning ini, karena biaya yang dibutuhkan pasti sangat besar. Hal tersebut yang membuat seseorang atau instansi pendidikan berfikir dua kali untuk menerapkan sistem e-learning tersebut.
2.      Budaya
Dengan adanya sistem e-learning ini, kita dituntut untuk menerapkan budaya belajar mandiri dan terbiasa untuk selalu menggunakan teknologi yang ada , seperti komputer, laptop, dan internet . namun tidak semua orang menguasai hal tersebut, masih banyak orang yang belum terbiasa menggunakan komputer dan internet dikehidupan sehari-harinya
3.      Teknologi dan infrastruktur
Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat pendukung seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan teknologi lain yang tepat. Akan tetapi, masih banyak instansi pendidikan atau perusahaan yang infrastruktur dan teknologinya masih belum memadai sampai saat ini.
4.      Internet mahal
Kendala lain dalam penerapan e-learning adalah biaya internet yang mahal, sehingga tidak semua orang mau mengeluarkan biaya mahal untuk pemasangan internet, mereka pasti berfikir akan lebih baik jika biaya tersebut digunakan untuk urusan yang lain
5.      Belum tersedianya hotspot di semua instansi pendidikan
Karena biaya pemasangan internet yang mahal , masih banyak instansi pendidikan yang belum menyediakan area hotspot/wifi, sedangkan hal tersebut merupakan salah satu penunjang terlaksananya program e-learning ini.



6.      Belum siapnya SDM yang dimiliki
Sumber Daya Manusia yang dimaksud disini adalah para pengajar dan siswa/mahasiswa. Masih banyak pengajar, terutama pengajar yang lama belum bisa menggunakan e-learning dalam pembelajaran karena mereka memang belum pernah mengenal apa itu e-learning sebelumnya. Sedangkan dari sisi siswa / mahasiswanya sendiri pun masih banyak yang belum paham dan belum bisa menggunakan e-learning secara optimal. Hal itu dikarenakan kebiasaan mereka menggunakan sistem lama, seperti mencatat, merangkum , dan mereka tidak  dibiasakan untuk selalu menggunakan komputer dalam pembelajarannya.
7.      Sistem pendidikan yang belum berbasis e-learning
Masih banyak instansi pendidikan di Indonesia yang sistem pembelajarannya belum berbasis e-learning, hal ini dikarenakan adanya banyak kendala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sperti biaya, infrastruktur penunjang dan SDM.
Dengan adanya kendala - kendala tersebut sudah seharusnya kita memikirkan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya . Agar penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning di Indonesia bisa berjalan dengan baik , lancar dan sesuai dengan yang diinginkan .

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dijadikan solusi dari kendala-kendala dalam penerapan sistem e-learning di Indonesia
1.      Untuk masalah biaya penggunaan internet
Sebaiknya diadakan kerjasama antara Pemerintah dan Perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk menyediakan layanan internet yang murah khususnya untuk bidang pendidikan. Perusahaan telekomunikasi bisa menyediakan paket-paket internet murah sehingga bisa dijangkau oleh semua kalangan , dan pastinya dengan jaringan yang lancar . bisa juga dengan disediakan area hotspot/wifi disekolah atau instansi pendidikan lainnya.  Dengan beberapa hal tersebut sudah cukup membantu pelaksanaan sistem e-learning di Indonesia.
2.      Untuk masalah pengadaan infrastruktur dan teknologi penunjang dalam penerapan e-learning di Indonesia
Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat pendukung seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan proyektor serta teknologi lain yang tepat. sedangkan untuk melengkapi infrastruktur tersebut pastilah membutuhkan banyak biaya. Seharusnya Pemerintah Indonesia menyediakan dana untuk pengadaan  infrastruktur penunjang yang dibutuhkan , sehingga sekolah-sekolah atau instansi pendidikan di Indonesia tidak terlalu terbebani dengan hal tersebut.  Sesuai dengan ketetapan yang ada bahwa anggaran pendidikan sebesar 20% dari anggaran negara jika anggaran tersebut bisa lebih tinggi, maka akan lebih baik lagi. Karena anggaran yang semakin besar untuk pendidikan, berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Semakin tersedia sarana dan prasarana pendidikan, semakin baik kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.

3.      Untuk masalah Sumber Daya Manusia (SDM)
Kendala lain dalam penerapan e-learning di Indonesia adalah Sumber daya manusia (SDM) seperti pengajar dan siswa/mahasiswa , SDM yang ada haruslah ditingkatkan terlebih dahulu. Dapat dimulai dengan diadakannya sosialisasi tentang pendidikan berbasis e-learning di sekolah- sekolah atau instansi pendidikan yang lain. agar mereka lebih mengetahui apa itu e-learning ,apa manfaat dan apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.
Peningkatan SDM dari segi pengajar/tenaga pendidik dapat diakukan dengan pemberian pelatihan dalam bidang IT ,agar mereka lebih menguasai teknologi informasi dan komunikasi digital dan penerapannya. Selain itu pengajar juga perlu dilatih kekreatifitasannya dalam menyampaikan dan mengembangkan materi-materi yang bersifat e-learning. Sedangkan dari segi siswa/mahasiswa, mereka juga harus dibiasakan untuk belajar mandiri dengan menggunakan teknologi yang ada seperti komputer, laptop, internet, LCD, dll , agar mereka lebih terampil dan kreatif.
Dalam penerapan sistem pendidikan yang berbasis e-Learning ini siswa/ mahasiswa merupakan subjek utama dalam sistem pendidikan tersebut. Siswa/mahasiswa akan dituntut lebih proaktif dan kreatif dalam mengikuti proses belajar dan mengajar yang berbasis e-Learning, sehingga peranan pengajar akan semakin berkurang. Namum pengajar tetap harus melakukan pengawasan terhadap kemajuan prestasi siswa/mahasiswa itu sendiri, jangan sampai terdapat siswa/mahasiswa yang tidak up to date terhadap materi yang telah disajikan oleh pengajar dan membuat prestasi siswa menjadi semakin turun. Antara pengajar dan peserta didik harus tetap terjalin komunikasi, baik itu di sekolah ataupun diluar lingkungan sekolah, baik itu secara langsung ataupun melalui media komunikasi lainnya seperti email, sms, chatting , social media seperti Facebook, Twitter, Blog dan sebagainya.selain itu media komunikasi tersebut dapat digunakan juga dalam penyampaian informasi termasuk penyampaian materi yang diajarkan.
Untuk mengatasi berbagai kendala penerapan e-Learning di Indonesia dibutuhkan peran dan dukungan dari berbagai pihak.agar sistem ini dapat berjalan dengan baik dan merata di Indonesia serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.

2.2.   Mengoptimalkan aspek interaktivitas dalam pembelajaran e-learning

Pada umumnya, sebuah interaksi yang sering terjadi dalam pembelajaran bukan hanya antara pendidik dengan peserta didik saja, melainkan bisa berbentuk juga sebuah interaksi antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Untuk dapat menumbuhkan interaksi dari peserta didik/siswa/mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran e-learning, kita harus bisa memberikan motivasi untuk belajar dan bisa menarik perhatian mereka terlebih dahulu , karena tanpa adanya motivasi dari diri mereka masing-masing mereka tidak akan mau untuk belajar meskipun kita telah memberikan fasilitas yang memadai. Dalam sistem pembelajaran ini siswa/mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri dan proaktif di setiap kegiatannya, agar mereka bisa menggunakan e-learning ini secara maksimal. Maka dari itu akan sangat mengambat proses pembelajaran jika dari siswa / mahasiswa itu sendiri tidak tertarik dengan pembelajaran e-learning ini.
 Interaksi tatap muka (face to face) tidak hanya terjadi didalam kelas nyata (real classroom) saja melainkan dapat pula terjadi pada kelas maya (virtual classroom). Beberapa contoh interaksi face to face dalam kelas maya yaitu, a)  Dimana seorang pendidik dan peserta didik melakukan interaksi yang berada dalam ruang dan waktu yang sama (Synchronous), b) Pendidik dan peserta didik tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama (Asynchronous). Meskipun demikian, proses belajar dan mengajar tetap dapat berjalan dalam lingkungan virtual. Pembelajaran yang terjadi dikelas maya (virtual classroom) dapat kita jumpai didalam pembelajaran dengan menggunakan alat elektonik (e-learning).  Dengan penggunaan e-learning ini diharapkan dapat mengembangkan iteraksi dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan alat elektronika ( e-learning ) ini, memiliki beberapa metode yang mungkin akan menarik perhatian peserta didik/siswa/mahasiswa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan interaksi mereka dalam proses pembelajaran ini. berbagai metode yang diberikan diantaranya adalah metode Blended Learning.  Menurut Thorne (2003) dalam ( Murdiono ) Blended learning  adalah perpaduan dari teknologi multimedia, CD ROM, video streaming, kelas virtual, voicemail, email dan telefon conference, animasi teks online dan video-streaming. Semua ini dikombinasi dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas. Blended learning menjadi solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran. Blended learning juga memberikan kemudahan diskusi grup. Contohnya video conference yang digunakan peserta didik untuk berdiskusi didunia maya. Selain itu, metode blended learning juga dapat menawarkan kemudahan dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik yaitu dengan menggunakan pembelajaran berbasis web. Dengan adanya pembelajaran berbasis web, peserta didik dapat mepublikasikan hasil karyanya ke dalam web tersebut. Contoh lain adalah blog, blog yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga peserta didik tidak hanya memperoleh informasi atau materi saja tetapi mereka juga bisa menjawab kuis yang disediakan di blog tersebut dan menilai langsung seberapa mampukah dia dengan materi-materi itu. Melalui hal tersebut maka akan terjadi suatu interaksi/timbal-balik
Dengan meningkatnya aspek interaksi dalam proses pembelajaran ini, maka akan mengoptimalkan semua aspek interaktivitas dalam proses pembelajaran e-learning ini.

2.3. Pertimbangan dalam penerapan e-learning serta cara dalam menyikapi permasalahan yang timbul

Penggunaan teknologi Internet terutama dalam bidang Pendidikan seperti sistem pembelajaran e-learning mempunyai kelebihan dan kekurangan dibanding sistem yang lainnya.Maka dari itu diperlukan pertimbangan yang matang sebelum menerapkan sistem e-learning tersebut. Beberapa pihak memandang salah satu keuntungan dari penggunaan Teknologi Internet ini sebagai kemampuan teknik untuk menembus batas waktu dan tempat, kemudahan dalam melakukan pembaharuan terhadap bahan ajar atau informasi yang akan disampaikan, mempermudah hubungan antara siswa dengan narasumber, terbukanya kesempatan yang sangat luas untuk mempelajari budaya lain.
Kelebihan-kelebihan tersebut juga memiliki tantangan dari sudut pandang yang berbeda. Pengenalan dan pengetahuan mengenai budaya lain memungkinkan terjadinya proses akulturasi yang lebih cepat. Hal ini tentu saja dapat mengancam kebudayaan asli yang dimiliki bangsa Indonesia. Komunikasi antar budaya yang berbeda memungkinkan terjadinya  kesalahpahaman pada saat proses belajar berlangsung. Oleh karena itu, semua aspek yang menyangkut sistem belajar jarak jauh ini dapat dikaji lebih dalam dan luas, tidak hanya pada sisi teknologinya saja. Mulai dari sistem kebijakan, sistem administrasi, manajemen, perancangan kurikulum, perancangan instruksional, sumber daya manusia yang akan mendukung pengembangan dan operasional.  
Menurut Onno W. Purbo (1998) ,ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
1.      Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.
2.      Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.
3.      Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa       bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya

Pendapat ini hampir senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya, manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.
Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan dampak positif (Pavlik, 1963 dalam Anwas 2003). Studi lainya dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST), “bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan positif terhadap hasil belajar peserta didik)”.


2.4. Peranan/upaya teknologi pendidikan untuk mengatasi perubahan perilaku penyendiri akibat  pemanfaatan e-learning

Dalam penerapan Pembelajaran berbasis e-learning ini, dapat muncul beberapa pengaruh buruk seperti perubahan perilaku menjadi penyendiri dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Hal ini dikarenaka telah terbiasa sehari-harinya menggunakan komputer dan asyik dengan dunianya sendiri.
Menurut (Rusman, 2012;155) Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbasis komputer dilakukan secara individual  oleh masing – masing peserta didik. Bagi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi tentunya akan cepat selesai dalam mempelajari konten/tapi sebaliknya yang kurang atau rendah kemampuan/IQ tentunya akan lambat dalam mengerjakan atau memahami konten yang ada dalam pembelajaran berbasis komputer. Pembelajaran berbasis komputer sangat mengerti tentang perbedaan individu peserta didik, sehingga semuanya difasilitasi, karena pada dasarnya semua peserta didik mampu mengerjakan program pembelajaran berbasis komputer.
E-learning bukanlah sistem pembelajaran individual, tetapi juga pembelajaran kelompok . untuk menghindari adanya perilaku individualis tersebut dapat dibentuk forum diskusi menggunakan media elektronik ,misalnya chatting dengan beberapa orang untuk membahas suatu materi atau menggunakan video conference . dengan begitu mereka akan terbiasa bersosialisasi dengan orang lain sehingga tidak akan ada perilaku individualis , justru akan timbul suatu interaksi / timbal-balik antar pengguna  e-learning. Sedangkan Tujuan Video Conference sendiri yakni membangun komunitas belajar yang menggunakan video dalam pelaksanaannya , yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.







                                    




BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Dari  penjelasan diatas , dapat ditarik kesimpulan bahwa e-learning bukan merupakan sistem pembelajaran yang individualis tetapi juga dapat diterapkan dalam kelompok hanya saja pelaksanaannya menuntut peserta didik untuk belajar mandiri dengan menggunakan teknologi yang ada . E-learning merupakan sistem pembelajaran yang bersifat fleksibel karena dalam pembelajarannya dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja , tanpa harus bertatap muka secara langsung (face to face). E-learning juga dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas penggunanya. Diharapkan dengan adanya sistem e-learning ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

















DAFTAR PUSTAKA

Rusman (2012), “Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer”, Alfabeta, Bandung
Murdiono, “Perancangan dan Implementasi Content Pembelajaran Online Dengan MetodBlended Learning”, UNSRAT

Yazdi, M. (2012). “E-learning sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi”. [online] diakses pada 12 januari 2014 Tersedia : jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/FORISTEK/article/download/665/584 Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 2, No. 1, Maret 2012 143.
Afina . (2012). “ Penerapan E-Learning di Indonesia”. [online] diakses pada 12 januari 2014 .Tersedia : http://afina167.wordpress.com/2012/08/30/penerapan-e-learning-di-indonesia/
Sukardi.(2007). “Pengembangan e-learning UNY”. [online] diakses pada 13 januari 2014.Tersedia: eprints.uny.ac.id/6300/1/Laporan_elearning_herman_2007.pdf laporan e learning herman
Rahmawati, F.(2003). “MODEL PEMBELAJARAN e-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN”. [online] diakses pada 13 januari 2014.Tersedia : staff.uny.ac.id/sites/default/files/